Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Analyst Research Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan menilai pasar kemungkinan besar akan merespons positif IPO anak usaha Adaro Energy Tbk (ADRO) itu.
Menurut Darma, IPO AADI dinilai sebagai salah satu cara perseroan mengantongi dana dari institusi asing atau internasional. Hal itu merujuk pada tendensi investor asing masuk ke saham berbasis ESG.
"Saya rasa juga investor akan merespon cukup baik dari IPO AAI. Jadi AAI-nya juga akan di-subscribe sehingga akan memperoleh dana segar IPO-nya," kata Darma kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).
Adaro Andalan Indonesia menawarkan maksimal 778,69 juta saham dengan nilai nominal Rp 3.125 per saham, yang mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham. Harga penawaran dipatok antara Rp 4.590 sampai dengan Rp 5.900 per saham. Sehingga perseroan berpotensi mengantongi Rp 4,59 triliun dari IPO.
IPO AADI dilakukan bersamaan dengan rencana pembagian dividen tambahan oleh Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). ADRO berencana melakukan pembagian dividen tambahan dividen tunai final dalam jumlah sebesar-besarnya sampai dengan USD 2,63 miliar.
Dividen tambahan itu mengacu pada saldo laba perseroan per 31 Desember 2023. Perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai.
Namun demikian, dalam rangka pengelolaan dana kas internal dan arus kas Perseroan yang efisien, tidak menutup kemungkinan Perseroan juga dapat menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai.
"Jadi walaupun ADRO menggelontorkan uang sekitar USD 2,6 miliar menjadi shareholders benefit dalam bentuk dividen, tapi kemudian mereka akan mendapatkan kembali ketika spin off AAI-nya," kata Darma.
Transaksi Penjualan
ADRO berencana melakukan transaksi penjualan atas sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada AAI sejumlah 7.008.202.240 saham melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan POJK 76/2017 (PUPS).
PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) AAI. Pada RUPSLB ADRO 18 November 2024, pemegang saham telah menyetujui mata acara rapat untuk menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perusahaan atas PT Adaro Andalan Indonesia (sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi), yang merupakan transaksi material menurut Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama melalui penawaran umum kepada seluruh pemegang saham Perseroan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.04/2017 tentang Penawaran Umum oleh Pemegang Saham.
"Sehingga memang provide opportunity ketika kita (investor) subscribe AAI akan provide capital gain juga. Jadi terlepas dari mereka akan me-raise itu dari debt, kita rasa juga sebenarnya orang-orang masih akan cukup percaya bahwa batu bara Adaro ini masih akan cukup baik," ulas Darma.
Adaro Andalan Mau IPO, Segini Harga Penawarannya
Sebelumnya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan 778.689.200 lembar saham.
Harga penawaran Adaro Andalan Indonesia dipatok sebesar Rp 4.590 - Rp 5.900 per lembar. Dengan begitu, AADI berpotensi mengantongi dana segar senilai Rp 3,57 triliun hingga Rp 4,59 triliun. Dalam IPO ini, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin emisi efek dan partisipan admin.
Melansir laman e-ipo, Selasa (12/22/2024), proses IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk saat ini sedang memasuki masa book building yang akan berlangsung hingga 18 November 2024.
IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk ini setali dengan upaya spin off bisnis batu bara termal oleh perusahaan induk, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). ADRO berencana melakukan transaksi penjualan atas sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada AAI sejumlah 7.008.202.240 saham melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan POJK 76/2017 (PUPS).
PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) AAI.
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk sendiri merupakan perusahaan induk yang memiliki Perusahaan Anak yang bergerak di bisnis pertambangan batu bara termal, logistik, pengelolaan aset lahan (Adaro Land), pengelolaan air (Adaro Water), dan bidang lainnya.
Antara lain seperti investasi (Adaro Capital), ketenagalistrikan, jasa konsultasi di bidang pertambangan, serta pengembangan teknologi informasi. Wilayah operasional Grup Perseroan meliputi Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Utara.
Kinerja Adaro Energy
Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Mahardika Putranto menegaskan, divestasi AAI tidak berdampak terhadap kegiatan operasional perseroan, perseroan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen.
Sehingga perseroan tetap dapat melakukan investasi pada bidang-bidang energi lainnya. Setelah divestasi AAI, secara terkonsolidasi perseroan masih memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, energi, utilitas dan infrastruktur pendukung serta pengolahan mineral yang didukung oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
"Ke depannya, Perseroan berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan beberapa proyek yang dapat mendukung ekonomi hijau yang sedang dikembangkan di Indonesia," ujar Mahardika dalam pemberitaan Liputan6.com.
Divestasi AAI juga tidak akan mengganggu kelangsungan usaha perseroan. Perseroan akan memfokuskan kegiatan usahanya pada bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau Perseroan.