Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terpantau berada di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa 5 November 2024. Saham INCO naik 0,53 persen ke posisi 3.790 pada penutupan sesi I.
Merujuk data RTI, INCO dibuka pada posisi 3.830 dan bergerak pada rentang 3.760-3.830. Frekuensi perdagangan saham INCI hingga penutupan sesi I tercatat sebanyak 1.137 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 2,64 juta lembar senilai Rp 9,99 miliar. Penguatan terjadi setelah beberapa waktu sebelumnya saham INCO terjerembab di zona merah. Pada Seni, 4 November 2024, saham INCO terkoreksi 0,79% ke 3.770 dan masih didominasi oleh volume penjualan.
"Saat ini, posisi INCO saat ini berada di akhir wave (c) dari wave [b], sehingga koreksinya akan relatif terbatas," ulas Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam risetnya, Selasa (5/11/2024).
Secara teknikal, Herditya merekomendasikan spec buy pada level 3.700-3.750. Dengan target price 3.900, 4.110. Lalu stop loss di bawah 3.610. Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk mengumumkan kinerja perseroan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.
Pada periode tersebut, perseroan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, terutama dari penurunan harga yang berkelanjutan pada kuartal III 2024. Hingga September 2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 708,57 juta atau sekitar Rp 11,18 triliun (kurs Rp 15.775,70 per USD).
Pendapatan itu turun 24,45 persen dibandingkan pendapatan pada September 2023 yang tercatat sebesar USD 937,9 juta. Beban pokok pada September 2024 ikut susut menjadi USD 628,4 juta dari USD 650,99 juta pada September 2023. Pada periode ini, perseroan mengukuhkan laba kotor USD 80,17 juta atau turun dari USD 286,9 juta pada September 2023.
Kinerja Keuangan
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, beban usaha sampai dengan September 2024 tercatat sebesar USD 21,56 juta, pendapatan lainnya tercatat sebesar USD 4,42 juta, dan beban lainnya USD 7,89 juta. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan laba neto dri entitas asosiasi sebesar USD 83 ribu.
Kemudian kerugian atas pengakuan nilai wajar aset derivatif senilai USD 9,79 juta, pendapatan keuangan USD 27,36 juta, dan biaya keuangan USD 5,93 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per September 2024 senilai USD 51,1 juta atau sekitar Rp 806,26 miliar.
Laba itu turun 78,55 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat sebesar USD 238,27 juta. Aset sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi USD 3,11 miliar dari USD 2,93 miliar pada akhir tahun lalu.
Liabilitas naik menjadi USD 388,39 juta pada September 2024 dibanding USD 361,46 juta pada desember 2023. Sementara ekuitas hingga 30 September 2024 naik menjadi USD 2,72 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 2,56 miliar.
Vale Indonesia Raup Pendapatan USD 478,75 Juta pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan pendapatan dan laba hingga semester I 2024. Penurunan pendapatan dan laba itu di tengah kenaikan produksi nikel dalam matte (t).
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (30/7/2024), PT Vale Indonesia Tbk meraup pendapatan USD 478,75 juta pada semester I 2024, turun 27,34 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 658,96 juta.
Beban pokok pendapatan terpangkas 4,8 persen menjadi USD 417,16 juta hingga semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar USD 438,49 juta. Dengan demikian, laba bruto anjlok 72,06 persen menjadi USD 61,58 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 220,47 juta.
Perseroan mencatat beban usaha turun menjadi USD 13,67 juta hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 16,58 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 4,92 juta hingga semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar USD 225 ribu. Beban lainnya terpangkas menjadi USD 3,96 juta hingga 30 Juni 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 11,19 juta.
Aset Perseroan
Sementara itu, laba usaha merosot 74,66 persen dari USD 192,91 juta hingga semester I 2023 menjadi USD 48,87 juta pada semester I 2024. Pendapatan keuangan naik menjadi USD 18,27 juta hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 16,27 juta.
Seiring kinerja keuangan tersebut, PT Vale Indonesia Tbk meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 37,28 juta hingga semester I 2024. Laba tersebut turun 82,05 persen dari semester I 2023 sebesar USD 207,80 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi tercatat 0,0036 pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya 0,0209.
Total ekuitas naik menjadi USD 2,69 miliar hingga semester I 2024 dari periode Desember 2023 sebesar USD 2,56 miliar. Liabilitas naik menjadi USD 366,89 juta hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 361,46 juta. Aset Perseroan naik menjadi USD 3,06 miliar hingga Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 2,92 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas naik menjadi USD 832,14 juta hingga Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 698,79 juta.