Liputan6.com, Bandung - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Penyakit ini dapat menyerang hampir seluruh kelompok usia dewasa.
Menurut dokter spesialis jantun dan pembuluh darah Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Barat, Al Ihsan, Ratna Nurmeliani, secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala.
"Dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal," terang Ratna di laman RSUD Provinsi Jawa Barat, Al Ihsan, dicuplik Sabtu (9/11/2024).
Ratna mengungkapkandiperkirakan sebanyak 1,28 miliar orang dewasa usia 30-79 tahun menderita hipertensi.
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada orang kebanyakan dewasa tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
"Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami mendasarinya kondisi atau kesehatan disebut yang hipertensi sekunder yang cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer," ungkap Ratna.
Ratna menyebutkan ada tiga pesan utama PERKI (Perhimpunan Kardiologi Indonesia) pada Hari Hipertensi Sedunia tahun 2024:
1. Lindungi jantungmu, rutin cek tensimu. Periksa tensi minimal satu bulan sekali.
2. Kurangi konsumsi garammu, satu sendok teh saja sehari.
3. Jantung sehat, dimulai dari langkah kita, olahraga minimal 30 menit sehari.
Faktor Risiko
Ratna menjelaskan terdapat 11 faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi ada yang bisa diubah dan tidak bisa diubah, faktor tersebut antara lain:
- Memiliki usia di atas 65 tahun.
- Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
- Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.- Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
- Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.- Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
- Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
- Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
- Obstruktif sleep apnea (OSA).
- Masalah ginjal.
- Tumor kelenjar adrenal.
- Masalah tiroid.
- Cacat bawaan di pembuluh darah.
- Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
- Obat-obatan terlarang.
Cara Terhindar dan Mengantisipasi Hipertensi
Ratna menyebutkan terdapat dua cara agar seseorang terhindar dan mengantisipasi hipertensi yakni dengan langkah CERDIK dan PATUH. Berikut ulasannya:
Hindari Hipertensi dengan CERDIK:
- Cek Kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik- Diet sehat kalori seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stress
Kendalikan Hipertensi dengan gerakan PATUH:
- P = Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- A = Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- T = tetap diet dengan gizi seimbang
- U = Upayakan aktivitas fisik dengan aman
- H = Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
Penyakit ini dapat mematikan jika tidak segera diantisipasi dan dibina. Agar tetap waspada dan tidak terlalu abai, setiap tanggal 17 Mei diperingati Hari Hipertensi Sedunia setiap tahunnya, sebagai salah satu upaya promosi dan edukasi pencegahan hipertensi bagi masyarakat.