Liputan6.com, Banyuwangi - Memasuki bulan November 2024, Kabupaten Banyuwangi, digemparkan dengan tewasnya gadi berusia 7 tahun yang diketahui berinisal CAN, warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru.
Seluruh media masa memberitkan tewasnya gadis yang masih duduk dibangku sekolah Madrasah Ibdtidaiyah (MI), atau setara sekolah dasar (SD). Pasalnya gadis malang ini, ditemukan meregang nyawa di sebuah kebun tidak jauh dari rumahnya pada Rabu Siang pukul 10.30 WIB, diduga akibat diperkosa dan penganiayaan
Karena pada saat ditemukan kancing baju korban lepas, dan sejumlah perhiasan yang dikenakan korban hilang. Hingga kini polisi telah memeriksa puluhan saksi, termasuk orang tua korban untuk mendapatkan bukti kuat, agar kasus tersebut segera cepat terkuak.
Namun hingga 1 bulan sejak kematian CNA, Polisi masih belum menetapkan tersangka terhadap kasus ini. Polresta Banyuwangi, berjanji akan berusaha keras untuk mengungkap tabir pembunuhan yang sangat keji tersebut
Selain kasus pemerkosaan, pada bulan Februari, Banyuwangi juga dihebohkan dengan tewasnya seoarang santri yang dianiaya seniornya di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Kediri. Dan di penghujung tahun 2024 tepatnya pada hari Minggu 21 Desember 2024, ribuan warga di Banyuwangi terdampak banjir rob.
Berikut ulasan lengkap Kaleidoskop Banyuwangi 2024:
Tragedi Gadis 7 Tahun di Ban yuwangi Tewas, Diduga Diperkosa
Tragis adalah kata yang menggambarkan betapa sedihnya kondisi CNA, gadis 7 tahun yang diduga jadi korban pembunuhan disertai pemerkosaan saat ditemukan pada Rabu, (13/11/2024).
Murid kelas 1 salah satu sekolah madrasah di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi itu ditemukan pada pukul 10.30 pagi, usai jam sekolah selesai pada pukul 10.00 WIB.
“Korban ditemukan tertelentang di semak-semak ilalang,” terang Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega
Vega membenarkan kronologi penemuan yang beredar di masyarakat yaitu saat sebelum ditemukan, orang tua korban sempat gelisah karena CNA yang seharusnya sudah pulang ke rumah, sudah ditunggu lama, belum juga sampai di rumah.
"Saat itu orang tua menelpon pihak sekolah. Dilakukanlah upaya pencarian bersama hingga akhirnya korban ditemukan meninggal dunia di semak-semak," kata Vega.
Vega mengurai, saat ditemukan, bocah cilik yang biasa pulang ke rumah menggunakan sepeda ontelnya itu ditemukan masih mengenakan seragam namun celana korban dalam kondisi melorot.
Di sekitar tempat ditemukannya korban, kancing baju korban juga tercecer yang kemudian memperkuat indikasi adanya upaya pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.
"Seragam masih menempel namun celana korban sudah dalam kondisi melorot. Diduga ada upaya memaksa membuka baju berdasarkan bukti kancing korban yang ditemukan berceceran," beberapa Vega.
Hal yang sama juga terjadi pada sepatu dan sepeda korban yang ditemukan di parit tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Sementar itu, berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis, pada jasad korban juga ditemukan luka memar di bagian kepala serta hidung yang mengucurkan darah.
"Ada luka memar pada kepala bagian belakang kepala dan keluar darah pada hidung korban," jelasnya.
Polisi telah memeriksa 41 saksi dalam kasus pembunuhan disertai pemerkosaan CNA.
“Kami sudah memeriksa 41 saksi dan hingga saat ini masih berproses,” terang Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra
Polisi juga telah menemukan bukti adanya kekerasan seksual yang dialami CNA. Pernyataan tersebut didasarkan pada proses autopsi yang telah dilakukan pada Rabu, (13/11/2024) malam hingga pukul 02.00 WIB pada Kamis, (13/11/2024).
Namun demikian, Rama belum dapat mengurai secara rinci karena hasil autopsi belum secara resmi diumumkan kepada publik.
“Hasil belum keluar secara resmi tapi kita sudah dapat mengetahui dan patut menduga tanda kekerasan ditemukan di tubuh korban,” terang kapolres.
Pemkab Banyuwangi sendiri langsung memberikan pendampingan pada keluarga korban kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan anak berusia 7 tahun tersebut. Pendampingan terutama diperuntukkan pada ibunda korban yang diketahui saat ini tengah hamil tua.
"Sejak kemarin, usai mendapat informasi kejadian memilukan ini, kami langsung terjunkan tim untuk melakukan pendampingan. Utamanya pendampingan psikologis pada ibunda korban, yang saat ini tengah hamil tua," kata Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Henik Setyorini
Menurut Henik, ibunda korban saat ini tengah hamil besar dengan usia kandungan 7 bulan masuk 8 bulan, dan serta sering mengigau memanggil nama almarhumah korban.
"Saat ini kondisi ibu korban sudah mulai mau makan meskipun sedikit. Tim P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) juga terus berupaya untuk memberikan motivasi kepada orang tua korban," tambah Henik.
Henik menjelaskan Satgas PPA dan Tim pendamping P2TP2A, sejak 13 November telah melakukan pendampingan visum dan otopsi di RSUD Genteng. Terkait biaya visum dan autopsi yang telah dilakukan ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi.
Tim juga telah mendatangi rumah duka untuk cek lokasi kejadian dan makam korban, serta melihat kondisi orang tua korban bersama Kepala Kemenag Banyuwangi yang merupakan anggota dari Tim SATGAS PPA Banyuwangi.
"Tim P2TP2A juga akan terus mengawal kasus ini secara hukum hingga putusan pengadilan," tambah Henik.
Kasus tersebut Sudah 35 hari berlalu kasus itu masih menyisakan tanya termasuk siapa dalang dibaliknya
Belum terungkapnya kasus ini pun turut membawa keresahan publik tak terkecuali DN (35) ayah korban. Hingga kini DN hanya bisa pasrah sembari menanti kepastian hukum siapa dalang dibalik pembunuhan yang menimpa putri keduanya itu.
DN hanya duduk merenung di ruang tamu menggumam lirih berharap ada kepastian terkait kabar siapa yang telah dengan keji merenggut nyawa putrinya. Dalam gumam itu, DN pun mewadulkan keresahannya tersebut kepada Presiden RI dan Kapolri.
“Untuk Pak Presiden saya bangga kerena Pak Presiden orang yang tegas. Saya mohon untuk anggotanya pak, untuk Kapolri, Polda, Polsek maupun Kapolres untuk kinerjanya dimaksimalkan. Harapan saya, yang ditangkap pelaku kejahatan anak saya mjngan sampai salah tangkap,” ucapnya
Sementara itu, ia juga memberikan satu kalimat permohonan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam kalimatnya itu ia memohon agar kasus ini mendapat atensi dari anggotanya untuk segera menangkap pelaku
“Bapak Kapolri mohon anggotanya Pak untuk segera melakukan penangkapan untuk pelaku anak saya pak,” tegasnya
Maski demikian, DN tak ingin ada salah tangkap terhadap pelaku kejahatan terhadap putri kecilnya tersebut.
“Harapan saya Pak, pelaku benar-benar ditangkap jangan sampai salah tangkap,” tambahnya
Selain kepada Presiden Prabowo dan Kapolri jendral Listyo Sigit Prabowo, DN juga menyampaikan ungkapan terimakasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.
Menurutnya, menteri PPPA telah memberikan dukungan psikologi kepada istrinya yang sempat mengalami kontraksi hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit akibat stress
“Untuk Ibu menteri terimakasih selama ini sudah berkomunikasi bersama istri memperhatikan keadaan kami, mohon untuk Bu Menteri untuk terus memberikan pendampingan kapada kami,” harap Doni
Sejauh ini polisi sudah memeriksa memeriksa 41 saksi. Setelah sebelumnya memeriksa 27 saksi seperti yang disampaikan pengacara keluarga korban Dr Charisma Adilaga Sugiyanto beberapa waktu lalu
Siswa Kelas 5 SD Ditemukan Tewas Tergantung di Kandang Sapi
Selain pembunuhan terhadap siswa kelas 7 MI, Banyuwangi juga digegerkan dengan seorang pelajar masih duduk dibangku kelas 5 Mandrasah Ibtidaiyah (MI) setara SD, di Kecamatan Wongsorejo yang diketahui berinsial RFD, ditemukan tewas meninggal dunia tergantung di kendang sapi dekat rumahnya pada tanggal 22 Januari 2024 lalu
Jasad pelajar tersebut kemudian diturunkan oleh pihak keluarga sebelum polisi datang ke lokasi kejadian. Saat ini kasus tersebut masih dalam sedang penyelidikan pihak kepolisian.
Kasat Reskirm Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega, membenarkan kejadian tersebut. Kata dia, sproses penyelidikan masih terus dilakukan.
“Benar tadi ada laporan kejadian itu. Proses olah TKP sudah kita lakukan, dan saat ini petugas masih meminta keterangan saksi yaitu warga dekat rumah korban,”ujar Andrew
Menurut dia, korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Banyuwangi, untuk dilakukan visum dan autopsi, guna untuk penyidikan lebih lanjut.
“Saat ini Jenazah masih di RSUD Blambangan untuk kepentingan visum dan autopsi. Untuk hasil visumnya masih belum keluar nanti kita informasikan lagi,”tambah Adrew
Andrew menambahkan, berdasarkan hasil keterangan keluarga, korban, diasuh oleh pamanya sejak kecil. Sedangkan orang tua kandungnya berada di luar kota.
Menurut Vega, paman korban sempat tidak setuju untuk dilakukan visum dan aoutopsi. Namun untuk kepentingan penyelidikan, polisi akhirnya meminta izin orang tua kandung untuk dilakukan autopsi.
“Pamanya sempat tidak setuju dilakukan autopsi, tapi kita minta izin ke ayah kandungnya dan dia mengizinkan. Dan Saat ini orang tua kandung sedang dalam perjalanan pulang ke Banyuwangi,” tuturnya
Sementara itu warga sekitar mengatakan tidak mengetahui pemicu insiden tersebut. Sebab sehari- harinya korban berprilaku normal layaknya anak seusianya
“Anaknya biasa saja dan tidak ada yang meninjol. Saya juga bingung pemicunya itu apa kok sampai terjadi seperti ini,”tambah Angrina warga sekitar rumah korban
Sedangkan menurut teman korban, Agus mengatakan di sekolh almarhum adalah anak yang kreatif dan rajin mengaji.
“Anaknya kreatif. Biasanya saya sering berpapsan pada saat dia berangkat mengaji ke langar (Mushallah). Dengan teman- temanya korban juga baik,”tuturnya
Pihak kepolisian sendiri, terus melakukan penyelidikan tewasnya siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (seterah SD) di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Kepolsek Wongsorejo AKP Eko Darmawan mengatakan, berdasarkan hasil keterangan keluarga, sebelum kejadian , tidak ada tanda- tanda korban mau melakukan Tindakan gantung diri.
Sementara keterangan dari guru korban di sekolah, sehari sebelum kejadian korban terlihat murung dan tidak ceria seperti biasanya.
Polisi kata Eko, kemudian memeriksa isi HP yang digunakan korban. Ternyata korban sering menonton konten di Yiutube yang tidak seharusnya dilihat di seusia korban
“Korban sering melihat isi konten video Youtube, seperti cerita awalnya diremehkan lalu menaklukan iblis terkuat dan menjadi murid tak terkalahkan,”ujar Eko
Menurut Eko, selama ini korban diasuh oleh paman sekaligus ayah angkatnya MA dan pasanganya MI sejak usia 2 tahun.
Sedangkan orang tua kandung korban yang berdomisilih di Surabaya juga telah dihubungi terkait peristiwa tersebut. dan orang tua korban saat ini sedang dalam perjalanan pulang ke Banyuwangi.
Sebelumnya ayah angkat korban menolak untuk dilakukan autopsi. Sedangkan dari pihak orang tua kandungnya, meminta agar jenazah dilakukan autopsi.
“Untuk Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Blambangan. Saat ini kita terbitkan Laporan Polisi (LP) dan menunggu proses administrasi pelaksanaan autopsi,” ujar Kasatreskirm Polresta Banyuwangi Kompol Adrew Vega
Jenazah korban juga telah dilakukan pemeriksaan visual luar oleh tim medis. Hasilnya tidak ditemukan tanda- tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya ada bekas jeratan tali tampar di leher.
Aturan Baru Pendakian ke Kawah Ijen
Masih dibulan Januri 2024, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, menerbitkan peraturan baru bagi wisatawan yang hendak mendaki kawah ijen.
Peraturan baru itu, berlaku mulai tanggal 6 Januari 2024 akan datang. Seperti dilangsir dari akun Istgaram resmi BKSD Jatim, yaitu @bbksda_jatim_official Setidaknya ada 5 poin peraturan yang diterbitkan BKSDA Jatim
Diantaranya, BKSD Jatim memita setiap wisatawan yang hendak mendaki kawah ijen harus dalam keadaan sehat fisik dan mental. Tidak memiliki Riwayat penyakit asma, jantung dan wajib menunjukan surat keterangan sehat dari dokter.
Selain itu, tiket yang dibeli oleh pengunjung atau wisatawan tidak termasuk asuransi. “Jadi semua pengunjung disarankan untuk memiliki asuransi pribadi,”buyi pengumuman BKSDA Jatim
BKSDA Jatim juga menyatakan, jika terjadi kecelakaan dalam pendakian atau kunjungan dan menyebabkan cidera atau meninggal dunia hal itu menjadi tangungjawab pribadi dan tidak menutut kepada pengelola TWA Kawah Ijen.
“Tiket yang sudah dibayar tidak dapat berubah hari pendakian atau dibatalkan pengembalian uangnya,”tambahnya
BKSDA Jatim meminta para wisatawan untuk memperhatikan poin-poin peraturan tersebut jika berkunjung ke Taman Wisata Alam Kawah Ijen.
Sebelumnya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, menutup destinasi TWA Kawah Ijen mulai tanggal 3 Januari 2024, hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Penutupan ini dalam rangka evaluasi tahunan. Penutupan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor SE.01/K2/BIDTEK.1/KSA/01/2024 tentang Penutupan Kawasan TWA Kawah Ijen.
Penutupan TWA Kawah Ijen ini dalam rangka evaluasi kegiatan kunjungan wisata dalam selama 2023 dan persiapan kegiatan kunjungan tahun 2024
Pada tanggal 5 Januari 2024, BKSD Jawa Timur kembali membuka kawah ijen untuk wisatawan. Pembukaan kembali Kawah ijen untuk kunjungwan wisata tersebut, tertuang dalam surat edaran BKSDA Jatim SE.35/K2/BIDTEK.1/KSA/1//2024 tentang Pembukaan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen.
“Iya betul TWA Kawah Ijen, kembali dibuka mulai tanggal 6 Januari 2024,”ujar Kepala Pos TWA Kawah
Kata Sigit, pembukaan kembali TWA Kawah Ijen itu, setelah melalui evaluasi kegiatan kunjungan wisata selama tahun 2023 kemarin yang dilakukan BKSDA Jatim dan melibatkan stakeholder terkait
Kemudian BKSD Jawa Timur, bersama Stakeholder terkait menyiagakan Posko Kesehatan yang beroperasi di pintu masuk pendakian di kawasan Paltuding. Posko tersebut dibuka mulai tanggal 6 Januari 2024.
Menurut Kepala Pos TWA Kawah Ijen Sigit Hariwibowo, petugas keseahatan yang siaga di posko akan melayani pemeriksaan calom wisatawan yang tidak membawa surat kesehatan.
Untuk petugas kesehatan yang akan bertugas dilakukan secara bergantian dari Puskesmas Sempol atau Ijen Bondowoso dan petugas kesehatan dari Puskesmas Licin Banyuwangi.
“Dari hasil kegiatan koordinasi hari ini , mungkin ada kesepakatan dan kesepahaman di TWA Ijen ada semacam klinik kesehatan yang difungsikan bergantian antara Puskesmas Sempol atau Ijen Bondowoso dan Puskesmas Licin Banyuwangi,”ujarnya
Meski demikian, kata Sigit, pihaknya menganjurkan agar calon pengunjung sebaiknya menyiapkan surat keterangan sehat sejak dari rumah. Agar rencana mendaki Gunung Ijen tidak terhambat dengan antrean pemeriksaan yang mungkin terjadi akibat pemberlakukan aturan baru itu
Sigit memperkirakan, pemberlakukan syarat baru pendakian Kawah Gunung Ijen itu akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Kawah Ijen. Meski begitu pengaruhnya tidak akan permanen.
‘Untuk saat ini ada pengaruhnya, meski demikian syarat itu untuk kebaikan wisatawan, tapi nantinya jika sudah terbiasa akan kembali berjalan seperti biasanya,”tambah Sigit
Namun dalam penerapan surat keterangan sehat tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSD) Jawa Timur, menemukan dua surat keterangan sehat abal- abal atau palsu dari pendaki yang akan naik ke kawah Ijen.
Kepala Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Sigit Hari Wibowo membenarkan temuan tersebut. kata dia, akibat dari BKSDA langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan fasiitas kesehatan (Faskes) tempat surat sehat tersebut dipaslukan.
Terlebih lagi aturan tersebut sebenarnya diberlakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada orang yang dalam kondisi sakit atau mempunyai Riwayat kesehatan yang buruk untuk memaksa naik ke kawah Ijen.
“Untuk temuan surat keterangan sehat palsu itu, terjadi tanggal 10 sampai 11 Januari kemarin. Dan yang menemukan petugas loket kawah Ijen. Pada saat itu petugas mencurigai yang dibawa pedaki terliuhat janggal,”ujar Sigit Sabtu (20/1/2024)
Kata Sigit, surat keterangan sehat yang dicurigai paslu itu, menggunakan kop salah satu puskesmas di Banyuwangi. Meski tidak memapakan poin kejanggalanya dalam surat tersbeut, Sigit mengatakan, petugas loket langsung berkoordinasi dengan puskesmas yang bersangkutan.
Dan setelah diberikan bukti surat keterangan sehat tersebut, puskesmas tersebut memastikan surat tersebut palsu.
“Untuk temuan ini kami langsung berkoordinasi dengan Polresta Banyuwangi dan Dinas Kesehatan Banyuwangi untuk langkah lebih lanjut,” katanya
Menurut sigit, BKSD Jatim memberlakukan aturan tersebut untuk mencegah dan mengantisipasi jangan sampai permasalahan kesehatan kembali terjadi terhadap pendaki di Kawah Ijen.
Sigit meminta kepada para pendaki agar menunjukan surat keterangan sehat asli dari faskes.”Surat dari oknom guide tentunya. Kami langsung koordinasi dengan faskes yang mengeluarkan surat sehat itu,”tuturnya
Untuk Oknum guide yang melakukan kecurangan tersebut, BKASDA akan menyiapkan aturan tegas. Apapun bentuknya dia berharap ke depan tidak terjadi lagi pemalsuan surat sehat.
“Pihak guide dan faskes itu silahkan melakukan mediasi kepada guide yang bersangkutan. dan pihak guide juga diminta untuk menghapus suluruh file surat sehat palsu yang mereka punya,”tegasnya
Tragedi Pemilu 2024
Pesta Demokrasi Pemilihan legeslatif dan Pemilihan presiden memakan korban di Banyuwangi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, mencatat terdapat puluhan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tumbang pasca Pemilu hingga menelan korban meninggal.
Menurut catatan Dinkes Banyuwangi yang dihimpun dari fasilitas kesehatan, sebanyak 37 petugas KPPS terdata jatuh sakit setelah usai melaksanakan tugasnya dalam menyelenggarakan pencoblosan. Selain itu juga tercatat 1 petugas KPPS meninggal dunia saat melakukan penghitungan suara.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat menjabarkan, dari 37 petugas KPPS yang tercatat sakit tersebut, sebanyak 24 orang dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan 13 orang dilarikan ke rumah sakit.
“Sembilan orang yang dilakukan rawat inap, dan sisanya rawat jalan,” ucapnya
Amir mengatakan, kebanyakan dari petugas KPPS tersebut pria, dalam catatan tersebut ada sekitar 30 berjenis kelamin pria dan 7 orang berkelamin wanita.
Selain itu banyaknya petugas KPPS yang jatuh sakit hanya terjadi di 8 kecamatan saja, diantaranya Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Giri, Kabat, Singojuruh, Blimbingsari, Srono, dan Kalibaru.
“Paling banyak di Kecamatan Kalibaru,” tandasnya.
sebagian besar dari data yang sudah dihimpun tersebut, masih Amir, keluhan yang dirasakan para petugas KPPS tersebut berupa pusing atau sakit kepala, mual hingga muntah, alergi, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa), Gastritis hingga Hipertensi.
“Alhamdulillah kabar terbaru dari keseluruhan petugas KPPS sudah sembuh dan membaik,” imbuh Amir.
Saat ditanya mengenai petugas sekaligus Ketua KPPS yang meninggal saat penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 18, DesaSingonjuruh, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi itu, Amir menjelaskan, bahwasanya dari informasi yang diterima, ketua KPPS yang telah berumur 50 tahun tersebut memiliki riwayat penyakit.
“Sebelumnya memang memiliki riwayat penyakit, dan kelelahan memicu penyakitnya kambuh,” jelasnya.
“Jadi langsung ditangani saat setelah di rumah sakit, kemungkinan termasuk kedalam Komorbid,” imbuh Amir.
Santri Banyuwangi Tewas di Kediri Akibat Dianiaya
Masih di bulan Februari 2024, Seorang santri yang mondok di salah satu pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, kembali ke rumah orang tuanya dalam kondisi meninggal dunia. Sejumlah kejanggalan ditemukan pihak keluarga saat jenazah tersebut tiba di rumah duka, dengan diantar pihak perwakilan pondok pesantren. Kematian korban yang masih berusia 14 tahun tersebut kini mengundang tada tanya.
Suasana duka langsung menyelimuti keluarga besar Bintang Balqis Mualana di Desa Kendung Lembu, Kecamatan Karangharjo, Banyuwangi.
Remaja usia 14 tahun tersebut pulang ke rumahanya dalam kondisi meninggal dunia saat menuntut ilmu di sebuah Pondok Pesantren di Dusun Mayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Namun ada sejumlah kejanggalan dari kematian korban tersebut. Menurut kakak kandung korban Mia Nur Khasanah (22) Kejanggalan itu diantarnya, Perwakilan pesantren menyatakan korban meninggal akibat terjatuh dari kamar mandi, selain itu kain kafan korban tidak boleh dibuka.
“Ada darah yang menembus kain kafan adik saya. Ada juga luka lebam, luka bekas sundutan rokok, luka jeratan di leher dan hidung patah, pihak pondok menutup- nutupi peritiwa ini,”ujar Mia
Mengetahui hal itu,Mia menduga kematian adiknya itu tidak wajar dan ada unsur penganiayaan. “Ini pasti dianaiaya, tidak mungkin kalau hanya jatuh di makar mandi,”tambahnya
Dengan kejanggalan yang ditemukan ini, pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan hal tersebut pada Polsek Glenmore yang kemudian diteruskan pada Polresta Banyuwangi. Jasad korban dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan lebih lanjut Sebelumnya kasus ini terungkap setelah viral video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi.
Video itu beredar di media sosial hingga grup Whatsapp. Korban diketahui meninggal dunia pada Jumat siang (23/2/2024)
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan kasus itu. Pihaknya mengetahui peristiwa ini saat Polresta Banyuwangi melakukan koordinasi dengan Polres Kediri Kota.
“Kami masih koordinasi dengan Polresta Banyuwangi untuk penyelidikan dugaan kasus penganiayaan ini,”tuturnya
Sebelum tewas mendiang Bintang, sempat berkirim pesan lewat aplikasi WhatsApp (WA) kepada Suyanti (38) ibu kandung korban. Kepada sang ibu, Bintang mengaku ketakutan saat berada di pondok pesantren.
"Sini jemput bintang. Cepat ma kesini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata almarhum Bintang yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada sang ibu, sekitar seminggu sebelum tewas.
Suyanti menceritakan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, sang anak sering menghubunginya. Bahkan dia meminta untuk dijemput ke Kediri.
Namun, buah hatinya itu tak menjelaskan dengan detail alasan mengapa ingin dijemput ke Kediri oleh orangtuanya. Tapi sempat mengeluh sakit.
"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput gitu," ungkap Suyanti berlinang air mata.
Menurut Suyanti, Bintang menyampaikan keinginan lewat pesan WA untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin (19/2/2024). Bahkan korban sempat video call.
Pesan tulisan yang disampaikan lewat WA itupun tak banyak. Sangat singkat. Yang diminta almarhum anaknya itu hanya ingin dijemput dari pondok.
"Bintang ini anaknya pendiam. Yang diminta hanya dijemput," ujar Suyanti.
Menanggapi curhatan dari anaknya itu, Suyanti meminta kepada Bintang untuk bersabar hingga bulan Ramadan. Namun sang anak menolak, dan kekeuh untuk minta dijemput.
"Sabar tunggu ramadhan gak bisa ta nak? 'Gak, kata dia (Bintang). Begitu jawabnya singkat dalam pesan WA yang saya terima," cetus Suyanti sambil menunjukkan isi pesan WA Bintang.
Suyanti menjawab pesan tersebut ke sang anak demikian, karena posisi saat itu sedang berada di Bali. Suyanti tengah bekerja bersama kakak Bintang.
"Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," terang Suyanti.
Untuk menguatkan hati sang anak, Suyanti meminta Bintang membaca Al-Qur'an. Dia juga meminta kepada Bintang untuk melaporkan kepada pengasuh pondok, jika terjadi apa-apa.
"Sabar ya nak banyak baca Al-quran, kamu ini anak yang kuat. Kalau ada apa-apa lapor kepada kiai," ucap Suyanti.
Suyanti juga mentransfer sejumlah uang kepada Bintang lewat rekeningnya, untuk keperluan berobat. Karena sebelumnya sempat mengeluhkan sakit.
Untuk memacu semangat sang anak menuntut ilmu di pondok pesantren, Suyanti bahkan juga menjanjikan Bintang sebuah motor.
"Saya janjikan motor biar si Bintang ini semangat mondok," kata Suyanti.
Suyanti mengaku tak menyangka anak bungsunya itu pergi dengan begitu cepat. Dia bahkan tak kuasa membendung tangis saat anaknya itu pulang dalam kondisi mengenaskan.
Banjir Rob Rendam Banyuwangi
Dipenghujun Tahun 2024, banjir rob melanda Banyuwangi. Dengan ntensitas hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Banyuwangi selama satu hari pada Minggu (22/12/2024), menyebabkan banjir di sejumlah tempat. Di antaranya di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar. Tak kurang dari 1.200 warga dari Dusun Krajan dan Kabatmantren terendam air rob dengan ketinggian yang variatif.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turun langsung meninjau ke lokasi banjir rob pada Minggu malam. “Kami ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi untuk segera mengambil tindakan yang tepat,” ungkapnya.
Sebagai langkah kedaruratan, Ipuk membagikan ribuan nasi siap santap kepada warga yang seharian tidak bisa beraktivitas sebagaimana biasanya. “Dapur Umum sudah mulai jalan sejak dini hari tadi, Senin (23/12/2024) untuk mensuplai makanan siap santap kepada warga yang terdampak,” jelas Ipuk.
Banjir yang memutuskan jembatan akses menuju ke Pos SPTN II Alas Purwo, Tanjung Pasir itu terhitung cukup besar. Kawasan yang berbatasan langsung dengan teluk Pangpang dan dialiri Sungai Tojo itu, memang kerap menjadi langganan banjir rob.
“Ini cukup besar selama ini. Yang saya ingat itu, dulu awal 2.000-an,” ungkap Kepala Desa Wringinputih Nurhadi.
Namun, sejak itu, pemerintah terus melakukan sejumlah penanganan. Sehingga secara bertahap luasan terdampak banjir bisa berkurang. “Dulu, sawah yang terendam bisa mencapai 85 hektar. Sekarang, tinggal 52 hektar,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk memerintahkan kepada BPBD dan Dinas PU Pengairan Banyuwangi untuk segera melakukan intervensi yang terukur. Di antaranya dengan normalisasi sungai hingga membuat sudetan.
“Tadi, sudah kita petakan sejumlah solusi untuk pencegahan lebih lanjut. Ada sejumlah usulan. Ini akan kita kaji lebih matang lagi untuk segera bisa diterapkan. Di antaranya, yang terdekat adalah melakukan normalisasi sungai,” papar Ipuk.
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga menyambangi Tukiyah, warga terdampak banjir yang sedang sakit mengidap kanker payudara. Tukiyah harus menjalani kemoterapi secara rutin.
“Kami beri motivasi untuk tetap semangat berobat. Biayanya kan sudah ditanggung BPJS, tinggal semangatnya untuk menjalani terapi yang perlu terus dipompa,” tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sendiri, mengimbau masyarakat pesisir agar selalu waspada adanya potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 4 meter di perairan selatan Banyuwangi.
“Tentu perlu diwaspadai untuk gelombang laut, karena dengan kemunculan awan CB (Cumulonimbus) di perairan akan dapat meningkatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang,” kata Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa.
Gede menjelaskan, untuk tinggi gelombang di perairan selat Bali atau kawasan penyeberangan saat ini berkisar antara rendah hingga tinggi. Sedangkan pada perairan selatan Banyuwangi bisa pada kategori sedang hingga tinggi.
Jika menilik data panduan tinggi gelombang BMKG, kategori rendah berkisar antara 0,5 - 1,25 meter. Untuk kategori gelombang sedang yakni 1,25 - 2,5 meter. Lalu untuk gelombang tinggi 2,5 - 4 meter.
Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat pesisir yang hendak mencari ikan, khususnya yang berada di wilayah Banyuwangi Selatan, sebelum pergi melaut, sebaiknya perhatikan perkembangan update informasi terkait cuaca dan gelombang tinggi.
“Untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui akun resmi BMKG,” tutur Gede.
Lebih detail Gede menjabarkan, berdasarkan perkembangan kondisi dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur khususnya Banyuwangi, pada awal bulan Desember 2024 wilayah Jawa Timur dan Banyuwangi telah berada pada musim hujan.
Suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang hangat mengakibatkan peningkatan pasokan uap air di atmosfer.
Selain itu, kelembapan udara yang tinggi mulai lapisan bawah hingga menengah mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masif.
Serta adanya daerah konvergensi atau pertemuan massa udara dan gangguan gelombang atmosfer MJO mendukung terbentuknya daerah pumpunan awan hujan di wilayah Jawa Timur.
“Masyarakat tetap perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat maupun ringan dalam durasi singkat hingga lama yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” cetus Gede.
“Untuk wilayah Banyuwangi pada musim hujan ini di prakirakan curah hujannya meningkat bervariasi pada tiap daerah, namun dengan sifat hujan yang cenderung merata bersifat normal hingga di atas normal,” imbuhnya