IHSG Berpotensi Melesat, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 10 Januari 2025

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat, (10/1/2025). IHSG akan menguji posisi 7.305-7.421.

IHSG melemah 0,22 persen ke posisi 7.064 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Kamis, 9 Januari 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG masih mampu berada di atas 6.931 sebagai level support. Posisi IHSG saat ini diperkirakan berada di awal wave B dari wave (2).

"Hal tersebut berarti, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.305-7.421,” tutur Herditya.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.931,6.843 dan level resistance 7.182,7.263.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dengan volume rendah dan terlihat masih menguji resistance garis moving average (MA) 5 harian.

“Selama di bawah garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji level terendahnya pada Desember 2024,” ujar Wafi.

Ia mengatakan, IHSG jika mampu kembali breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20.

“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200,” ujar Wafi.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di level 7.000-7.140.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN).

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Buy on Weakness

Saham BRPT terkoreksi ke 975 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Posisi BRPT saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave C dari wave (A) pada skenario hitam atau wave (a) dari wave [iii] pada skenario merah," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 935-965

Target Price: 1.005, 1.060

Stoploss: below 920

2.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness

Saham INDF menguat 0,33% ke 7.500 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 7.275 sebagai stoplossnya, posisi INDF saat ini diperkirakan berada pada bagian awal dari wave (b) dari wave [ii].

Buy on Weakness: 7.375-7.475

Target Price: 7.675, 7.800

Stoploss: below 7.275

3.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Buy on Weakness

Saham INDY menguat 6,64% ke 1.605 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi INDY saat ini berada pada bagian dari wave (i) dari wave [iii]," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 1.535-1.590

Target Price: 1.640, 1.695

Stoploss: below 1.490

4.PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) - Buy on Weakness

Saham PGEO terkoreksi 0,55% ke 900 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian.

"Kami perkirakan, posisi PGEO saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (Y), sehingga PGEO masih rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.

Buy on Weakness: 830-885

Target Price: 925, 985

Stoploss: below 815

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Penutupan IHSG pada 9 Januari 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Kamis, 9 Januari 2025. Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,22 persen ke posisi 7.064,58. Indeks LQ45 susut 0,05 persen ke posisi 821,39. Sebagian besar indeks saham acuan merosot.

Pada Kamis pekan ini, iHSG berada di level tertinggi 7.106,45 dan level terendah 7.062,09. Sebanyak 350 saham melemah dan 236 saham menguat. 211 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.159.049 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.195. Investor asing beli saham Rp 38,84 miliar. Sepanjang 2025, aksi jual saham oleh investor asing tercatat Rp 2,73 triliun.

Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham energi turun 1,01 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham basic susut 0,87 persen, sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,68 persen dan sektor saham consumer siklikal susut 0,92 persen.

Sementara itu, sektor saham kesehatan susut 0,14 persen, sektor saham teknologi turun 0,16 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,17 persen dan sektor saham transportasi terperosok 0,41 persen.

Di sisi lain, sektor saham industri naik 0,49 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,05 persen dan sektor saham properti bertambah 0,17 persen.

Sentimen IHSG

Mengutip Antara, menurut kajian PT Pilarmas Investindo Sekuritas, bursa regional Asia cenderung bergerak melemah.

“pasar tampaknya merespon risalah The Fed yang menunjukkan akan ada perlambatan pelonggaran kebijakan moneter di tengah inflasi diprediksi masih berlanjut," demikian seperti dikutip.

Para pejabat The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) khawatir tentang inflasi yang terus-menerus dan dampak potensial dari perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.

“The Fed juga mengisyaratkan mungkin sudah mendekati titik di mana akan tepat untuk memperlambat laju pelonggaran kebijakan,” demikian seperti dikutip.

Selanjutnya, pasar juga memiliki pandangan terkait rilis data ekonomi China, yang mana harga konsumen di China naik hanya 0,1 persen pada Desember 2024, kenaikan terendah dalam sembilan bulan, sementara harga produsen terus mengalami kontraksi selama 27 bulan berturut-turut.

Data ini menyoroti tekanan deflasi yang berpotensi meningkat di China, meskipun ada langkah-langkah dukungan moneter dan fiskal yang sedang berlangsung.

Sentimen pasar semakin terbebani oleh laporan yang menunjukkan bahwa Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional untuk membenarkan tarif yang luas pada sekutu dan musuh

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |