Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis (9/1/2025). IHSG akan menguji posisi 7.305-7.421.
IHSG melemah 0,04 persen ke posisi 7.080 disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan saham Rabu, 9 Januari 2025.
“Selama IHSG masih mampu berada di atas 6.931 sebagai supportnya, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave B dari wave (2),” ujar Herditya dalam catatannya.
Ia menambahkan, hal itu berarti, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.305-7.421 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Herditya mengatakan, IHSG akan menguji level support 6.931,6.843 dan level resistance 7.182,7.263.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi tetapi dengan volume rendah dan terlihat masih menguji resistance garis moving average (MA) 5 harian.
“Selama di bawah garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji level terendahnya pada Desember 2024,” kata Wafi.
Ia menuturkan, IHSG jika mampu kembali breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200,” kata Wafi.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.000-7.140.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (INDF), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Buy on Weakness
Saham BIRD terkoreksi 2,60% ke 1.500 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BIRD saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (A), sehingga BIRD masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.445-1.475
Target Price: 1.620, 1.730
Stoploss: below 1.390
2.PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Buy on Weakness
Saham ESSA terkoreksi 2,45% ke 795 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ESSA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B, sehingga ESSA masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu," kata Herditya.
Buy on Weakness: 765-795
Target Price: 850, 900
Stoploss: below 740
3.PT Indosat Tbk (ISAT) - Buy on Weakness
Saham ISAT bergerak flat ke 2.340 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya menuturkan, posisi ISAT saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave C dari wave (B), sehingga ISAT masih rawan untuk melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 2.200-2.300
Target Price: 2.460, 2.640
Stoploss: below 2.120
4.PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) - Spec Buy
Saham MIKA terkoreksi 0,82% ke 2.430 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Selama masih mampu berada di atas 2.360 sebagai stoplossnya, posisi MIKA saat ini berada pada bagian dari wave b dari wave (b)," ujar dia.
Spec Buy: 2.390-2.420
Target Price: 2.490, 2.520
Stoploss: below 2.360
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 8 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/1/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah sektor saham industri dasar pimpin koreksi.
Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,04 persen ke posisi 7.080,35. Indeks LQ45 naik 0,17 persen ke posisi 821,80. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.129,29 dan level terendah 7.046,17. Sebanyak 352 saham melemah dan 239 saham menguat. 208 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.068.703 kali dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 353,78 milliar. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 2,77 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham basic melemah 3,42 persen dan pimpin koreksi. Sektor saham industri merosot 1,18 persen, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,61 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,58 persen, sektor saham properti melemah 0,29 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,18 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,08 persen.
Sementara itu, sektor saham energi menguat 0,85 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,32 persen, sektor saham kesehatan naik 0,15 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan bursa regional Asia cenderung bervariasi. Dalam riset itu menyebutkan, kalau pasar tampaknya dipengaruhi dari spekulasi pasar terhadap risiko inflasi Amerika Serikat (AS) sehingga penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dan kekhawatiran melambatnya ekonomi China.
“Pelaku pasar tampaknya mengalami tekanan setelah pasar obligasi, yang mana 10 year treasury AS yield naik 7 basis poin ke level 4.68 persen, sehingga mendorong pasar untuk menahan diri masuk ke pasar saham, dan di sisi lain kenaikan yield tersebut memberikan pandangan bagaimana ekonomi AS yang menunjukkan solid,” demikian seperti dikutip.
Kuatnya data ekonomi AS juga ditunjukkan dari US ISM Services Index naik dari sebelumnya 52.1 menjadi 54.1, job openings rate naik dari sebelumnya 4.7 persen menjadi 4.8 persen.
Kondisi ini membuat pasar prediksi perpaduan antara pertumbuhan ekonomi yang mulai solid dan potensi gelombang baru dari inflasi yang juga akan dipengaruhi dari kebijakan terkait tarif dari Donald Trump, sehingga, membuat pasar memprediksi bahwa kemungkinan The Fed memperlambat pemotongan suku bunga karena risiko inflasi yang terus berlanjut.
Rilis Cadangan Devisa
“Dari regional, kekhawatiran pasar akan terjadinya deflasi, pasar khawatir China akan masuk dalam kemerosotan ekonomi, yang mana imbal hasil obligasi pemerintah telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir mencapai titik terendah sepanjang masa, meskipun ada serangkaian langkah stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Presiden Xi Jinping,” demikian seperti dikutip.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyampaikan posisi cadangan devisa Indonesia pada Desember 2024 sebesar 155,7 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan posisi pada akhir November 2024 sebesar 150,2 miliar dolar AS.
Meningkatnya cadangan devisa itu memberikan katalis positif bagi pasar hari ini, yang mana cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dalam rangka untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang berkelanjutan.