Liputan6.com, Jakarta PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS; IDX: HAIS), perusahaan penyedia jasa logistik dan transportasi laut di Indonesia, kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat internasional dengan menerima penghargaan Forbes Asia’s Best Under A Billion 2024.
Penghargaan bergengsi ini diberikan dalam acara Awarding Night yang berlangsung di Hotel Four Seasons, Hong Kong, dan diserahkan secara langsung Forbes Media kepada Presiden Direktur PT Hasnur Internasional Shipping Tbk Jayanti Sari
Penghargaan Best Under A Billion dari Forbes Asia mengapresiasi 200 perusahaan publik terbaik di kawasan Asia Pasifik dengan pendapatan tahunan di bawah USD 1 miliar. Pengakuan ini menyoroti perusahaan yang berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan berkelanjutan melalui kombinasi indikator kuantitatif seperti pertumbuhan penjualan, laba, dan kapitalisasi pasar, serta penilaian kualitatif lainnya seperti tata kelola perusahaan.
Presiden Direktur Jayanti Sari PT Hasnur Internasional Shipping Tbk menyampaikan rasa terima kasihnya atas penghargaan tersebut.
"Penghargaan ini merupakan cerminan dari komitmen kami dalam menjalankan operasional yang efektif dan inovatif. Di tengah tantangan industri, kami berhasil menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Penghargaan ini adalah apresiasi bagi seluruh tim di HIS yang selalu mengutamakan pelayanan prima dan dedikasi kepada pelanggan serta pemangku kepentingan," ujar Jayanti Sari.
Kinerja HIS yang terus bertumbuh, baik dari sisi peningkatan pendapatan maupun perluasan pasar, menjadi faktor utama yang mendorong perusahaan masuk dalam daftar prestisius ini.
Sepanjang tahun 2024, HIS mencatat pertumbuhan signifikan dalam bisnis transportasi batu bara dan komoditas lain, serta melakukan inovasi di sektor logistik yang turut memperkuat posisi perusahaan di pasar regional.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Intip Gerak Saham HAIS Usai Umumkan Kinerja 2023
Saham PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) bergerak ke zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa, 19 Maret 2024. Sekitar pukul 10.00 WIB, saham HAIS turun 0,81 persen ke posisi 246. Saham HAIS dibuka pada posisi 248 dan bergerak pada rentang 244-252.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham HAIS tercatat sebanyak 245 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,45 juta lembar senilai Rp 359,12 juta. Dalam sepekan, saham HAIS naik 3,36 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham HAIS naik 13,89 persen.
Penurunan harga saham HAIS hari ini menyusul pengumuman kinerja perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024), pendapatan perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp 941,91 miliar. Pendapatan itu naik 20,60 persen dari pendapatan 2022 yang tercatat sebesar Rp 782 miliar.
Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2023 naik menjadi Rp 683,1 miliar dari Rp 581,88 miliar pada 2022. Meski begitu, perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bruto pada 2023 menjadi Rp 258,8 miliar dibanding Rp 199,12 miliar pada 2022.
Aset Hasnur Internasional Shipping
Beban usaha perseroan ikut naik menjadi Rp 85,78 miliar dari Rp 73,57 miliar pada 2022. Pada periode ini, perseroan membukukan beban lain-lain sebesar Rp 2,93 miliar, berbalik dari tahun sebelumnya di mana perseroan masih membukukan pendapatan lain-lain Rp 412,95 juta.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 157, 4 miliar. Laba ini naik 35,71 persen dari laba 2022 yang tercatat sebesar RP 115,98 miliar.
Aset perseroan pada 2023 naik menjadi Rp 914,49 miliar dari Rp 653,44 miliar pada 2022. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 248,35 miliar pada 2023 dari Rp 114,41 miliar pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 naik menjadi Rp 666,14 miliar dari Rp 539,03 miliar pada 2022.