Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS)/Pilpres AS tengah menjadi sorotan dunia. Hal itu tak mengherankan, mengingat AS merupakan negara besar yang kebijakannya banyak menjadi acuan negara lain, misalnya kebijakan ekonomi.
Berdasarkan hasil sementara, tampak Donald Trump lebih unggul dibanding rivalnya, Kamala Harris. Donald Trump, yang dikenal sebagai pebisnis berpengalaman, saat ini menunjukkan keunggulan dalam berbagai survei dan menjadi kandidat kuat untuk kembali berkuasa di Amerika Serikat.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai jika Donald Trump menang, ada asumsi akan mengutamakan kebijakan yang menjaga stabilitas ekonomi negaranya. Hal itu berpotensi menekan harga komoditas seperti emas dan minyak.
Donald Trump diyakini akan menerapkan kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan nilai dolar AS, yang secara tidak langsung dapat melemahkan daya tarik komoditas sebagai aset lindung nilai.
"Dampaknya terhadap pasar saham di Indonesia, khususnya sektor perbankan, akan terasa signifikan. Para investor asing cenderung melakukan aksi jual (outflow) di tengah kekhawatiran akan kebijakan ekonomi Trump yang lebih proteksionis," kata Hendra kepada Liputan6.com. Kamis (7/11/2024).
Hendra mencatat, perbankan di Indonesia terutama saham-saham besar antara lain saham BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA tengah mengalami tekanan jual, dan mungkin akan terus terjadi jika situasi ini berlanjut.
Sentimen negatif tersebut disebabkan oleh ekspektasi para investor kebijakan Trump akan memprioritaskan pasar domestik Amerika, mengurangi ketergantungan pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Menarik, Hendra mencermati grup bisnis Hary Tanoesoedibjo (HT) diperkirakan mendapat keuntungan dari kemenangan Trump.
Emiten Saham Lainnya
Kedekatan personal antara HT dan Trump bisa menjadi pintu bagi grup MNC untuk mendapatkan akses atau dukungan dalam berbagai proyek. Menurut Hendra, kedekatan HT dengan Trump bukanlah hal baru dan sudah terbukti dalam kolaborasi mereka sebelumnya di berbagai proyek properti dan investasi lainnya.
"Oleh karena itu, saham-saham di bawah Grup MNC, seperti KPIG, MNCN mungkin berpotensi untuk merespons secara positif kemenangan Trump, terutama jika ekspektasi akan proyek-proyek strategis atau kerja sama baru meningkat," kata Hendra.
Secara keseluruhan, kemenangan Trump dapat mempengaruhi pasar Indonesia dengan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, ada sektor-sektor yang tertekan, seperti perbankan dan komoditas.
Di sisi lain, ada kelompok bisnis yang diuntungkan secara langsung, seperti Grup MNC, yang dapat memanfaatkan peluang dari hubungan baik dengan Trump untuk memperkuat posisi mereka di pasar lokal maupun internasional.
Penutupan IHSG pada 6 November 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Rabu (6/11/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah sentimen pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024 dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,44 persen ke posisi 7.383,86. Indeks LQ45 susut 2,03 persen ke posisi 901,43. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.506,60 dan level terendah 7.363,03. Sebanyak 398 saham melemah sehingga menekan IHSG. 197 saham menguat dan 195 saham diam di tempat.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham basic naik 0,18 persen dan sektor saham industri mendaki 0,38 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi merosot 2,96 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham properti terpangkas 2 persen dan sektor saham keuangan susut 1,77 persen.
Sektor saham energi melemah 1,24 persen, sektor saham infrastruktur merosot 1,12 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,99 persen. Sektor saham consumer siklikal susut 0,09 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,49 persen, dan sektor saham transportasi melemah 0,60 persen.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pemilihan presiden Amerika Serikat.
"Di sisi lain, pergerakan nilai tukar rupiah dan bursa regional juga turut mempengaruhi IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar terus memantau hasil dari pemilihan dari AS.
"Dari mancanegara, para pelaku pasar bersiap menerima dan menghadapi kemenangan Donald Trump atau Kamala Harris sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) selama empat tahun ke depan,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, pelaku pasar juga fokus memperhatikan kebijakan bank sentral China, yang mana Gubernur Pan Gongsheng berjanji akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, Perdana Menteri Li Qiang menyatakan keyakinannya akan memenuhi target PDB untuk tahun ini, didukung oleh serangkaian langkah kebijakan yang diperkenalkan.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati melambatnya data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III- 2024, yang akan berdampak terhadap target pertumbuhan tahun ini. Pelaku pasar berharap dukungan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk merealisasikan strategi dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen year on year (yoy).
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, serta UMKM lainnya.
Kebijakan ini akan berdampak terhadap roda ekonomi dalam negeri, sehingga akan menopang mereka meneruskan usaha dan menjalankan pekerjaan dengan tenang.