Donald Trump Unggul di Pilpres AS 2024, Bursa Saham China Lesu

1 week ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Yuan dan bursa saham China anjlok pada perdagangan Rabu, 6 November 2024. Hal ini seiring Donald Trump akan kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan kendali Partai Republik atas Kongres AS berisiko meningkatkan ketegangan atas perdagangan dan teknologi.

Mengutip Yahoo Finance, Rabu (6/11/2024), pada saat bursa saham China ditutup, Trump telah klaim kemenangan atas Kamala Harris dalam pemilihan presiden (Pilpres AS) yang ketat.

Di sisi lain, saham berjangka AS melonjak dan dolar AS menguat secara menyeluruh setelah Partai Republik memenangkan mayoritas senat AS meskpun belum jelas untuk beberapa waktu partai mana yang akan memenangkan kendali DPR.

Indeks CSI 300 di China turun 0,5 persen. Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong yang lebih menunjukkan sentimen investor asing turun 2,3 persen. Indeks Hang Seng China Enterprises merosot 2,6 persen.

Saham teknologi yang tercatat di bursa saham Hong Kong merosot. Saham JD.com dan Alibaba masing-masing turun 4 persen.

Pilpres AS berdampak terhadap ekonomi China dan pasar modal. Sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan manufaktur AS, Donald Trump telah berjanji kepada pemilih, ia akan kenakan tarif 60% atau lebih pada barang-barang dari China.

"Saat ini, pasar fokus secara sempit pada prospek tarif karena tarif merupakan cara termudah untuk menarik langsung perintah eksekutif presiden, tetapi kami telah melihat antara 2016-2020, cara lain yang dapat digunakan untuk menahan China,” ujar Portfolio Manager Eastspring Investments, Rong Ren Goh.

Ia menambahkan, hal itu dapat mencakup sanksi keuangan terhadap entitas-entitas China yang selanjutnya memperketat pembatasan akses China terhadap teknologi yang penting bagi pengembangan kecerdasan buatan dan artificial intelligence.

Dibayangi Kebijakan Trump

"Dengan demikian, investor asing cenderung memposisikan diri secara defensif terhadap aset apa pun yang terkait dengan China dan mungkin melindungi risiko mata uang,” ujar dia.

Bursa saham China tengah dalam tahap pemulihan dari kemerosotan selama bertahun-tahun karena otoritas berjanji untuk atasi konsumsi yang lemah dan penurunan di sektor real estate.

Indeks CSI 300 naik lebih dari 20 persen sejak 23 September, saat Beijing mulai berlakukan pemotongan suku bunga dan stimulus.

Akan tetapi, kemenangan Donald Trump dapat hambat reli itu, dengan sektor teknologi, pertahanan dan ekspor menjadi sasaran kebijakannya.

Adapun Partai Demokrat dan Republik relatif bersatu melawan China. Pasar mungkin tidak bereaksi secara dramatis hingga perubahan kebijakan konkret diumumkan.

"Meskipun kedua kandidat mungkin bersikap agresif terhadap China, Trump masih kurang dapat diprediksi dalam hal kebijakan, sehingga prospek kemenangan Trump masih dapat sedikit menyeret sentimen,” ujar Strategist China Everbright Securities International, Kenny Ng.

Namun, pasar dalam negeri masih menunggu lebih banyak proposal stimulus dan rincian dari pertemuan NPC pada 4-8 November 2024.

"Investor dalam negeri lebih fokus pada pertemuan NPC minggu ini dan menunggu untuk melihat apakah akan ada stimulus yang lebih kuat yang akan datang, yang akan berdampak lebih besar pada pasar dibandingkan dengan pemilihan umum,” ujar Ng.

Yuan Merosot

Yuan offshore turun lebih dari 1 persen terhadap dolar AS ke level terlemah sejak pertengahan Agustus. Yuan dalam negeri juga merosot lebih dari 0,8 persen, dan bank milik negara China menjual dolar AS untuk mencegah yuan melemah terlalu cepat, demikian menurut sumber kepada Reuters.

Kebijakan tarif dan pajak yang diusulkan Donald Trump dipandang sebagai inflasi. Oleh karena itu, cenderung membuat suku bunga AS tetap tinggi dan melemahkan mata uang mitra dagang.

Adapun pada masa jabatan pertama Donald Trump, yuan melemah 5 persen terhadap dolar AS selama putaran awal tarif AS atas barang China pada 2018, dan turun lagi 1,5 persen setahun kemudian saat perang dagang meningkat.

IHSG Anjlok 1,4% pada 6 November 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Rabu (6/11/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah sentimen pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024 dan mayoritas sektor saham tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,44 persen ke posisi 7.383,86. Indeks LQ45 susut 2,03 persen ke posisi 901,43. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.506,60 dan level terendah 7.363,03. Sebanyak 398 saham melemah sehingga menekan IHSG. 197 saham menguat dan 195 saham diam di tempat.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham basic naik 0,18 persen dan sektor saham industri mendaki 0,38 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi merosot 2,96 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham properti terpangkas 2 persen dan sektor saham keuangan susut 1,77 persen.

Sektor saham energi melemah 1,24 persen, sektor saham infrastruktur merosot 1,12 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,99 persen. Sektor saham consumer siklikal susut 0,09 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,49 persen, dan sektor saham transportasi melemah 0,60 persen.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |