Diluncurkan 3 Februari 2025, Ini Layanan dan Cara Daftar Program MCU Gratis di Jabar

4 hours ago 2

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat (Jabar) merencanakan pelaksanaan program medical check up (MCU) alias pemeriksaan kesehatan secara gratis akan dimulai 3 Februari 2025.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin, untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan secara gratis itu masyarakat tinggal mendatangi pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat.

"Masih koordinasi tapi direncanakan 3 Februari 2025. Nah teknisnya kurang lebih disesuaikan dengan KTP (tanggal kelahiran) dengan Puskesmasnya. Jadi kalau warga di sekitar Gedung Sate ya di puskesmas yang ada di kelurahan itu karena ada beberapa item yang sangat banyak. Bahkan kalau usia 40-59 tahun itu itemnya banyak sekali," ujar Bey dalam siaran medianya, Bandung, Jumat (10/1/2025).

Bey berharap program itu dapat berjalan secara merata di seluruh Puskesmas dan fasilitas kesehatan di Provinsi Jabar tanpa menimbulkan antrean yang panjang.

Selain itu, Bey memastikan seluruh Puskesmas yang ada di Jabar siap melayani masyarakat untuk melakukan medical check up.

"Beberapa provinsi lain, pelaksanaan baru dilakukan di satu kota atau satu Puskesmas sehingga terjadi antrian panjang. Kita harapkan di Jawa Barat bisa lebih merata di seluruh Puskesmas (di Jabar)," kata Bey.

Bey mengatakan otoritasnya akan memanfaatkan anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN) senilai Rp31 triliun yang telah disiapkan untuk pelaksanaan MCU di seluruh Indonesia untuk mendukung program tersebut.

Simak Video Pilihan Ini:

Begal Watukumpul Pemalang Tertangkap, Ini Motifnya

Program Kesehatan Kerakyatan Prabowo

Dilansir kanal News, Liputan6, program penapisan atau skrining kesehatan gratis bagi masyarakat yang bisa diakses setiap hari ulang tahun ini, merupakan bagian dari tiga program percepatan (quick win) Presiden Prabowo Subianto di sektor kesehatan.

Program ini menurut rencana mulai dijalankan pada Januari 2025. Diharapkan, lewat program ini, upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit di masyarakat bisa semakin baik, seiring dengan tujuan pemerintah mencapai Indonesia Emas 2045.

Perlu diketahui, layanan skrining kesehatan gratis ini berbeda dari skrining JKN yang mencakup 14 jenis penyakit. Skrining gratis saat ulang tahun dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia, dengan tujuan meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian, serta kecacatan.

"Skrining ini adalah hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat, dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Skrining gratis ini, lanjut Budi, akan difokuskan untuk pendeteksian penyakit sesuai kelompok umur. Di luar cek kesehatan dasar seperti gula darah, kolesterol, dan tekanan darah, akan ada pendeteksian penyakit seperti kanker untuk lansia dan congenital hypothyroid untuk bayi.

Adapun lebih rinci kategori skrining kesehatan gratis berdasarkan golongan usia, yakni;

- Skrining Balita: Difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir, seperti hipotiroid kongenital yang jika teridentifikasi secara dini, dapat diobati untuk mencegah kematian atau kecacatan.

- Skrining Remaja (di bawah 18 tahun): Meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Skrining ini bertujuan mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.

- Skrining Dewasa: Difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada laki-laki.

- Skrining Lansia: Meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.

Lokasi dan Cara Daftarnya

Skrining kesehatan gratis akan dilakukan di Puskesmas maupun lembaga pendidikan sesuai dengan kategori usia yang relevan. Untuk mendukung pendataan, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian Kesehatan juga sedang melengkapi fasilitas alat kesehatan (alkes) di puskesmas, yang akan menjadi lokasi utama untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis tersebut.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenkes bekerja sama dengan Bank Dunia untuk menyediakan peralatan laboratorium darah di 10.000 puskesmas.

"Sekarang kita sedang siapkan termasuk (bantuan pengadaan alkes) dari Bank Dunia itu kita melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat-alat lab darah," ungkap Budi.

Jadi nantinya, warga yang berulang tahun cukup mendatangi Puskesmas terdekat dengan membawa identitas, dan pastikan sudah mengunduh aplikasi SatuSehat untuk mendapatkan tiket.

Lalu, petugas akan memverifikasi data berdasarkan basis data kependudukan untuk mengakses layanan skrining kesehatan gratis via SatuSehat, sebuah transformasi dari aplikasi PeduliLindungi yang digunakan saat pandemi Covid-19.

Aplikasi ini sudah cukup familiar dan telah diunduh lebih dari 100 juta penduduk Indonesia. Dengan begitu dapat menyediakan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk layanan kesehatan.

Anggaran yang Diperlukan

Pemerintahan Prabowo-Gibran telah menganggarkan sekitar Rp3,3 triliun untuk program pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara gratis pada 2025, yang targetnya 52 juga warga Indonesia.

"Kalau tidak salah, Rp3,3 triliun untuk (program) pemeriksaan kesehatan (gratis). (Lalu) Ada Rp 1,7 triliun (anggaran) buat penambahan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan sebagainya," ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.

Program pemeriksaan kesehatan gratis rencananya akan dilakukan selama lima tahun periode pemerintahan Prabowo Subianto (2024-2029). Selama lima tahun, pemerintahan Prabowo menargetkan ada 220 juta warga Indonesia yang bisa mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis.

Kementerian Kesehatan telah mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp13 triliun. Dari tambahan anggaran tersebut, sebanyak Rp1,7 triliun akan dialokasikan untuk mendukung skrining gratis. Sementara itu, sekitar Rp8 triliun akan dialokasikan untuk penanganan tuberkulosis dan sekitar Rp3 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |