Bursa Gembok Saham POLU, PACK, dan KONI, Ada Apa?

1 week ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi sejumlah saham lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Saham-saham yang disuspensi antara lain, saham PT Golden Flower Tbk (POLU), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), dan saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI).

“Sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham POLU, PACK, dan KONI pada perdagangan tanggal 7 November 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Kamis (7/11/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham POLU, PACK, dan KONI dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham POLU, PACK, dan KONI.

Merujuk data RTI, saham POLU naik 24,76 persen pada Rabu, 6 November 2024 ke posisi 1.915. Dalam sepekan, POLU naik 142,41 persen dan naik 132,12 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD). Saham PACK naik 9,43 persen ke posisi 116 pada Rabu. Sebelumnya, Bursa telah melakukan suspensi pada saham POLU pada 5 November 2024 atas sebab yang sama. Suspensi kemudian dibuka pada 6 november 2024. Dalam sepekan, POLU naik 30,34 persen dan naik 222,22 persen ytd.

KONI naik 24,85 persen ke posisi 2.110 pada Rabu. Sama seperti PACK, Bursa sebelumnya telah melakukan suspensi saham KONI pada 5 November 2024. Suspensi kemudian dibuka pada 6 November 2024. Dalam sepekan, KONI naik 125,67 persen dan naik 107,88 persen ytd.

Sebelum suspensi, Bursa mengumumkan adanya pergerakan harga saham-saham tersebut di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) pada saham-saham tersebut. Sehubungan hal itu, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Penutupan Wall Street pada 6 November 2024

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Rabu, 6 November 2024. Hal itu setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS (Pilpres AS) 2024.

Mengutip CNBC, Kamis (7/11/2024) indeks Dow Jones mencatat kenaikan 1.508 poin atau 3,57 persen ke posisi 43.729,93. Indeks Dow Jones melesat terakhir kali lebih dari 1.000 poin dalam satu hari pada November 2022.

Indeks S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, melesat 2,53 persen ke posisi 5.929,04. Indeks Nasdaq meroket 2,95 persen ke posisi 18.983,47.

NBC News memproyeksikan Donald Trump akan mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris setelah memenangkan sedikitnya 291 electoral college, termasuk negara bagian kunci Pennsylvania, North Carolina dan Georgia.

Investasi yang dianggap sebagai penerima manfaat di bawah kepemimpinan Donald Trump melonjak saat mantan presiden itu tampaknya bersiap untuk menang.

Saham Tesla melonjak lebih dari 14 persen seiring CEO Tesla Elon Musk mendukung Donald Trump. Saham bank terdongkrak dengan JPMorgan Chase naik 11,5 persen dan saham Wells Fargo melambung 13 persen.

Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks saham acuan kapitalisasi kecil melonjak 5,84 persen, mencapai titik tertinggi dalam 52 minggu.

Perusahaan-perusahaan kecil yang berorientasi pada domestik dan siklus dinilai menikmati keuntungan besar dari pemotongan pajak dan kebijakan proteksionis Donald Trump.

"Donald Trump dipandang mendukung tarif pajak perusahaan yang lebih rendah, deregulasi, dan kebijakan industri yang mendukung pertumbuhan domestik yang semuanya dapat memberikan lebih banyak stimulus bagi ekonomi AS dan menguntungkan aset berisiko,” ujar Head of America Equities Janus Henderson Investors, Marc Pinto dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, selama Pilpres AS 2016, indeks S&P naik hampir 5 persen sebelum pemilihan presiden hingga akhir tahun dan disebut reli Trump. “Kami perkirakan, tren serupa juga akan terjadi kali ini,” kata dia.

Saham Trump Media

Bitcoin, yang dapat diuntungkan dari pelonggaran regulasi, melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa dan mencapai USD 76.000. Indeks dolar naik ke level tertinggi sejak Juli karena keyakinan tarif yang diusulkan Trump terhadap mitra dagang utama AS akan meningkatkan greenback.

Imbal hasil Treasury 10 tahun melonjak menjadi sekitar 4,43% karena spekulasi pemotongan pajak yang diusulkan Trump dan rencana pengeluaran lainnya akan memicu pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperlebar defisit fiskal dan memicu kembali inflasi.

Saham Trump Media & Technology Group, sebuah perusahaan media sosial yang terkait erat dengan Trump, ditutup naik 5,9% setelah sesi perdagangan yang bergejolak.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |