Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA akan bagikan dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham. Total pembagian dividen interim itu mencapai Rp 6,16 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11/2024), Bank Central Asia membagikan dividen interim sesuai keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 8 November 2024.
Adapun yang menjadi pertimbangan untuk pembagian dividen interim 2024 yakni data keuangan per 30 September 2024 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 41,07 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 232,30 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 255,96 triliun.
Jadwal Dividen Interim
Berikut jadwal pembagian dividen interim 2024:
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 November 2024
- Tanggal ex dividen di apsar regular dan pasar negosiasi pada 21 November 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 22 November 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 25 November 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 22 November 2024
- Tanggal pembayaran dividen pada 11 Desember 2024
Pada perdagangan Selasa, 12 November 2024 pukul 14.56 WIB, harga saham BBCA naik 1,2 persen menjadi Rp 10.175 per saham. Harga saham BBCA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 10.100 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 10.200 dan terendah Rp 10.000 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 13.464 kali dengan volume perdagangan 468.101 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 473,1 miliar.
Kinerja Kuartal III 2024
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA0 dan entitas anak membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun atau tumbuh 12,8% YoY hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan laba BCA tersebut ditopang ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, mengatakan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp 877 triliun atau tumbuh sebesar 14,5% secara tahunan (YoY).
“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja kuartal III-2024 BCA, Rabu (23/10/2024).
Jahja menyampaikan untuk penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY menjadi Rp 135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp 120,1 triliun.
Maka BCA mencatat, total portofolio kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7% YoY mencapai Rp 130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9% YoY menjadi Rp 64,1 triliun.
Di sisi lain outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15,0% YoY mencapai Rp 21,9 triliun. Sementara, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7% YoY menyentuh Rp 214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan.
Menurutnya, pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9% dan rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%.
Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 1.125 Triliun pada Kuartal III 2024
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal III 2024 mencapai Rp1.125 triliun atau naik 3,4 persen secara tahunan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menuturkan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.
"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja BCA Kuartal III-2024, Rabu (23/10/2024).
Jahja mencatat, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen YoY. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.
"Optimalisasi myBCA terus berjalan secara konsisten melalui perluasan kerja sama serta penambahan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," ujar dia.
Fitur Baru
Adapun salah satu fitur baru myBCA adalah ‘Proteksi’ yang memungkinkan nasabah membeli asuransi secara mudah dan praktis. BCA juga memperluas kerja sama penjualan e-SIM dari mitra perusahaan jasa telekomunikasi, dan membuka akses bagi nasabah untuk memperbarui profil risiko investasi melalui fitur ‘Welma’ di aplikasi tersebut.
Inovasi lainnya dari Bank Central Asia, yakni diluncurkannya fitur Multi Settlement untuk transaksi QRIS, yang memungkinkan merchant mencairkan dana dari transaksi QRIS statis dan dinamis hingga 4 kali sehari.
Fitur ini berlaku bagi seluruh merchant perseorangan dengan kriteria Usaha Mikro (UMi). Sementara, dari sisi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), BCA mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen YoY mencapai Rp61,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
"Pendapatan selain bunga naik 13,5 persen YoY menjadi Rp19,0 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,0 persen YoY. Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4 persen YoY," pungkasnya.