Liputan6.com, Kuningan - Desa Wisata Cibuntu berlokasi di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Saat berkunjung ke sini, wisatawan bisa mendapatkan pengalaman berharga dan menyenangkan yang tak terlupakan.
Desa wisata ini terkenal dengan keasrian alamnya. Bukan itu saja, Desa Wisata Cibuntu juga dikenal dengan torehan prestasinya, di antaranya menempati urutan kelima Desa Wisata terbaik tingkat ASEAN untuk bidang homestay pada 2016 dan mendapat juara kedua Desa Wisata Terbaik dalam penghargaan bergengsi Community Based Tourism (CBT) pada 2017 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Desa Wisata Cibuntu dibangun dengan memegang teguh komitmen Sapta Pesona, yakni konsep dari masyarakat setempat untuk memberikan rasa nyaman kepada pengunjung. Ketujuh unsur yang menjadi poin utama dalam Sapta Pesona adalah aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.
Tak heran, jika Desa Wisata Cibuntu menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Kabupaten Kuningan. Berikut tujuh aktivitas seru yang bisa dilakukan di sini:
1. Jalan-jalan pagi di kaki Gunung Ciremai
Saat datang ke Desa Wisata Cibuntu, wisatawan akan disambut dengan suasana asri berupa panorama Gunung Ciremai. Kawasan ini sangat nyaman untuk dijadikan jalur jalan-jalan pagi.
Selain jalan-jalan, wisatawan juga bisa menghirup udara segar pagi hari dengan bersepeda. Tak hanya memanjakan mata, aktivitas ini juga dapat membuat tubuh lebih bugar dan segar.
2. Menikmati kesejukan dan kesegaran Air Terjun Gongseng
Selain keberadaan Gunung Ciremai, Desa Wisata Cibuntu juga memiliki air terjun yang berlokasi di kaki gunung. Bisa dibayangkan betapa segarnya air terjun ini.
Dijuluki dengan nama Air Terjun Gongseng, air terjun ini memiliki tinggi mencapai 20-25 meter. Terdapat kolam yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk berenang atau sekadar bermain air.
3. Menelusuri situs cagar budaya
Desa Wisata Cibuntu juga memiliki situs cagar budaya dari zaman purbakala, yakni Situs Bujal Dayeuh. Situs peninggalan purbakala berupa Peti Kubur Batu ini ditemukan pada 1967. Peti tersebut berisi kapak genggam.
Selain itu, ada juga benda lain, seperti kelenting dan kapak genggam dari Situs Saurip Kidul berwarna ati ayam. Benda tersebut ditemukan pada 1972.
Mampir ke Kampung Domba
4. Mampir ke Kampung Domba
Masih di kawasan Desa Wisata Cibuntu, terdapat tempat wisata seru bernama Kampung Domba. Sesuai namanya, di area ini terdapat peternakan domba dengan lebih dari 60 kandang domba dan kambing. Kampung Domba bisa menjadi wisata hiburan sekaligus edukasi untuk anak-anak. Pengunjung bisa berinteraksi dan memberi makan ternak.
5. Wisata Offroad Cibuntu
Bagi pencinta olahraga ekstrem, terdapat Wisata Offroad Cibuntu yang bisa dicoba. Tersedia dua paket offroad, yaitu offroad berjarak tempuh 4 kilometer dan 6 kilometer.
Perjalanan offroad ini mengambil trek perkebunan karet Cibuntu dengan luas kurang lebih 4 hektare. Selain offroad, ada juga pilihan kegiatan lainnya berupa berkeliling perkebunan karet dengan motor ATV. Menariknya, Wisata Offroad Cibuntu biasanya juga menyediakan wisata durian.
6. Belanja oleh-oleh di Pusat Ekraf Cibuntu
Desa Wisata Cibuntu memiliki Pusat Ekraf Cibuntu yang menjual banyak produk ekonomi kreatif. Beberapa barang unik tersebut adalah suling, angklung, serta aneka produk gerabah berupa gentong, teko, dan peralatan masak lainnya.
Selain itu, ada juga ragam miniatur kendaraan, seperti truk, pesawat, dan mobil berbahan kayu. Selain berbelanja, wisatawan juga berkesempatan untuk melihat langsung cara pembuatannya.
7. Bermalam di bawah langit berbintang di Pagergunung Campsite
Salah satu daya tarik lain desa wisata ini adalah pesona pemandangan langit malam yang bertabur bintang. Bahkan, wisatawan bisa bermalam dengan pemandangan langit tersebut di Pagergunung Campsite.
Tersedia bumi perkemahan (campsite) dengan pilihan paket berkemah yang beragam. Selain memandangi indahnya langit berbintang, wisatawan juga bisa menikmati fasilitas kolam renang, panahan, taman, hingga mencicipi secangkir kopi khas Gunung Ciremai, cibunar linggajati, yang ditanam di ketinggian 800-1.200 mdpl.
Penulis: Resla