Suzuki Bicara Penjualan Mobil Hybrid yang Kalah dari BEV

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil hybrid di Indonesia, pada Maret 2025 memang tak lebih besar dari model battery electric vehicle (BEV).

Bahkan, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan yang masih menggunakan kombinasi mesin konvensional dan baterai ini, pada Maret tahun ini sekitar 5.136 unit.

Angka tersebut memang naik sebesar 11,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 4.589 unit.

Namun, jika dibandingkan dengan BEV, penjualan hybrid tentu lebih rendah. Mobil bertenaga baterai murni pada Maret 2025 berhasil terjual sebanyak 8.835 unit. Jumlah tersebut, naik hingga 70,46 persen dibandingkan Februari 2025, yang hanya sebanyak 5.183 unit.

Melihat kondisi tersebut, salah satu pemain besar hybrid di Tanah Air, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan untuk pemain hybrid, dibanding BEV memang tak lebih banyak.

"Ini kan jauh berbeda kalau dibandingkan dengan model yang ditawarkan di BEV. Dengan jumlah merek dan model yang masuk, serta jumlah varian yang ada, tentunya ini akan berkontribusi terhadap kuantitas yang ada di pasar," jelas Deputy Managing Director of 4W Sales & Marketing PT SIS, Donny Saputra, saat ditemui di Karawang, beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, sejauh ini memang hanya ada sekitar empat model hybrid Suzuki dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) oleh pemerintah dan memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 3 persen pada 2025.

Sementara itu, Donny juga menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang mempengaruhi penjualan sebuah model atau segmen di Indonesia, yaitu kondisi ekonomi, regulasi pemerintah, dan model mobil yang ditawarkan oleh produsen.

"Kalau kondisi dan regulasi, saat ini regulasi untuk hybrid dan BEV kan memang sudah ada disparitas. Lalu, jumlah model yang ditawarkan antara BEV dan hybrid ini kan juga ada disparitas," tukasnya.

Tambah Invetasi Rp 5 Triliun, Suzuki Siap Genjot Produksi di Indonesia

Suzuki beberapa waktu lalu telah memastikan untuk menggelontorkan investasi baru sebesar Rp 5 triliun di Indonesia. Kucuran dana tersebut, akan digunakan untuk pengembangan pabrik di Tanah Air.

Investasi yang dilakukan jenama berlambang 'S' ini akan difokuskan untuk pembelian peralatan baru. Harapannya, bisa menggenjot produksi yang sempat lesu pada 2024, dimana performanya turun dari 110.126 unit pada 2023, menjadi 73.437 unit di tahun lalu.

Dijelaskan Joshi Prasetya, Department Head Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), investasi baru ini memang untuk persiapan produksi, dan ada beberapa kebutuhan seperti pengembangan mobil baru mulai dari model prototipe.

"Protoripe 1, prototipe 2, mass production prototipe, kebetulan mau dikembangkan itu, di satu pabrik," jelas Joshi, saat ditemui di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Selain itu, Joshi juga mengatakan, investasi yang dilakukan juga dilakukan sebagai persiapan pengembangan produk baru. Meskipun, pria ramah ini belum bsia memberikan informasi lebih detail terkait produk barunya.

Begitu juga dengan produksi elektrifikasi, seperti mobil listrik, Joshi juga belum bisa memastikan apakah investasi tersebut termasuk untuk produksi model bertenaga baterai murni, seperti e Vitara, yang direncanakan meluncur tahun depan.

"Nanti dilihat saja, itu termasuk elektrifikasi. Tapi di sini, elektrifikasi itu hybrid," tegasnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |