Hindari Tarif Impor, Produksi Honda Civic Hybrid Pindah ke Amerika Serikat

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Donald Trump akan mengenakan tarif impor baru sebesar 25 persen, untuk produk dari Kanada dan Meksiko. Dengan adanya aturan tersebut, banyak produsen mobil yang tengah bersiap untuk menghadapi potensi perang dagang baru ini.

Salah satunya, adalah Honda yang memutuskan untuk menggeser produksi Civic Hybrid generasi baru ke Amerika Serikat.

Sebelumnya, dilaporan model tersebut akan dirakit di Meksiko, dan pastinya akan terkena tarif masuk yang mahal ke Negeri Paman Sam.

Mengutip tiga orang yang mengetahui rencana tersebut, produksi Honda Civic Hybrid generasi terbaru akan dimulai di Guanajuato, Meksiko pada November 2027.

Namun, dengan rencana terbaru Civic Hybrid generasi terbaru ini bakal dibuat di Indiana, Amerika Serikat, maka proses perakitannya akan diundur hingga Mei 2028.

Di Amerika Serikat, Honda berharap dapat produksi sekitar 210 ribu unit per tahun. Namun, jumlah tersebut akan menjadi masalah karena jenama berlambang 'H' ini telah menjual sebanyak 242.005 unit Civic pada tahun lalu.

Untuk mengurangi kekurangan yang bisa terjadi, Honda mungkin akan melakukan impor beberapa Civic yang dibuat di negara-negara yang tidak terkena tarif.

Promosi 1

Jepang Bujuk Tesla untuk Investasi di Nissan

Rencana merger antara Nissan dan Honda memang telah gagal. Namun, Nissan masih memiliki banyak masalah, sehingga masih membutuhkan bantuan dari perusahaan lain untuk bisa berinvestasi dan menyelamatkan jenama asal Jepang tersebut dari kebangkrutan.

Dilansir dari Arena EV, pemerintah Jepang bahkan telah membentuk sebuah tim untuk bisa meyakinkan Tesla agar berinvestasi di Nissan. Pembentukan tim ini sekaligus menjauhkan Nissan dan perusahaan China yang memang terus memperkuat posisinya, dan berkesempatan untuk berinvestasi di Nissan.

Kelompok buatan pemerintah Jepang sendiri, diisi oleh orang-orang yang cukup berpengaruh di industri otomotif, seperti Hiro Mizuno, mantang anggota dewan Tesla, serta Yoshihide Suga, mantan Perdana Menteri Jepang.

Para anggota tim ini, akan mencoba meyakinkan Tesla, bahwa produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini membutuhkan pabrik Nissan di Negeri paman Sam, yang akan membantu meningkatkan produksi domestik, setelah ancaman tarif dari pemerintahan Donald Trump.

Sementara itu, disitat dari Financial Times, beberapa analis meragukan ketertarikan Tesla terhadap Nissan, karena perusahaan ini sudah memiliki kapasitas produksi yang besar, dan baru saja mengalami penurunan pengiriman tahunan pertama pada 2024.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |