Kota Bandung Tambah Lagi Kolam Retensi Ciporeat untuk Atasi Banjir

3 days ago 15

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung telah membangun kolam retensi baru guna penanganan banjir. Kolam penampungan air hujan yang baru rampung itu berada di Jalan Ciporeat Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung. 

Selain mengatasi banjir, Agroforestry Kolam Retensi Ciporet ini diklaim jadi salah satu upaya untuk menjaga ketahanan ekosistem, serta mendorong kesadaran masyarakat untuk merawat lingkungan. 

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, pembangunan kolam retensi ini dilakukan mengingat kawasan Bandung Timur termasuk wilayah yang sering terdampak bencana hidrometeorologi.

Ia juga berharap keberadaan kolam retensi ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi, sekaligus menjadi ruang edukasi, ekowisata, dan penguatan ekonomi lokal melalui program-program berbasis masyarakat. Diketahui, kolam retensi Ciporeat telah diresmikan pada akhir Mei lalu (27/5/2025).

“Keberadaan kolam retensi Ciporet ini menjadi salah satu upaya kita semua untuk memperkuat resiliensi warga Bandung terhadap ancaman banjir. Kita bukan sedang membangun sesuatu yang besar-besaran, tetapi membangun ketangguhan warga secara kolektif—bersama BBWS, provinsi, OPD kota, hingga masyarakat,” ujar Farhan saat peresmian.

Menurutnya, perlu pengelolaan kolam retensi secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat, khususnya melalui pembentukan koperasi lokal yang diberi nama Koperasi Merah Putih. 

Farhan juga memberikan instruksi langsung kepada DSDABM, DLH, dan DPKP, untuk segera membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sederhana di kawasan tersebut, mengingat adanya aktivitas usaha rumah tangga, seperti pabrik tahu, yang menghasilkan limbah cair.

“Kita jangan hanya menegur tanpa solusi. Kalau memang butuh IPAL, kita bangun bersama. Ini bentuk gotong royong kita, bukan hanya sekadar proyek pemerintah, tetapi solusi bersama,” ujarnya.

Simak Video Pilihan Ini:

Perjuangan Tim SAR Gabungan Sedot Air dari Sumur Tambang Emas yang Jebak 8 Pekerja di Banyumas

Belum Ideal

Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung mengklaim akan membuka kerja sama dengan berbagai mitra dalam pembangunan infrastruktur drainase dan kolam retensi. Pembangunan tersebut dilakukan antara lain untuk penanganan banjir. 

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan, jumlah kolam retensi di Kota Bandung masih belum ideal.

“Kolam retensi itu memang kurang, karena kecil dan sedikit, sedangkan itu harus besar dan dalam. Makannya kita akan cari mitra untuk pemerintah yang bisa membangun drainase sekaligus tempat saluran air limbah atau black water,” kata dia dalam keterangannya di Bandung, Minggu, 13 April 2025.

“Black water manajemen nantinya akan disalurkan, bermuara sebelum ke sungai. Itu menuju kolam instalasi pengelolaan limbah. Dari situ diharapkan jadi kolam retensi yang multiguna,” tambahnya.

Diketahui, hingga kini Pemerintah Kota Bandung telah membangun 14 kolam retensi. Dalam pembangunan selanjutnya, kata Farhan, nantinya di beberapa titikan akan ada kolam retensi yang memiliki nilai pariwisata. 

“Di beberapa titik jadi kolam retensi untuk wisata, seperti Gedebage deket stadion GBLA, ada lahan bawah sawah yang luasnya 67 hektare akan diimanfaatkan. Sawahnya tetap ada tapi nanti air mengalir lebih baik di sana,” ungkapnya. 

Selain itu, Farhan berencana untuk membangun konservasi Kampung Belekok di Gedebage. Hal itu direncanakan akan bermitra dengan pengembang. 

“Kami akan membuat konservasi Kampung Belekok di Gedebage. Kerja samanya dengan Summarecon dan developer lainnya untuk sama-sama membangun danau retensi,” tuturnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |